Minggu, 30 Oktober 2016

Masalah-masalah moral mahasiswa saat ini














Pada abad ke-21 ini, laju perkembangan teknologi dan informasi sangat pesat. Manusia seolah-olah berada dalam suatu desa khusus yang disebut desa global (global village).
Kehadiran teknologi tersebut memberikan implikasi yang sangat besar terhadap kehidupan manusia, termasuk mahasiswa. Sebagai agen perubahan, mahasiswa dituntut untuk bisa menyeimbangkan laju perkembangan tersebut dengan bermodalkan pengetahuan yang diperoleh baik di dalam ataupun di luar kampus. Ironisnya, teknologi dan informasi yang berkembang pesat justru kerap berdampak buruk pada kehidupan mahasiswa. Hal ini yang kemudian menjadi faktor pemicu terjadinya dekadensi (kemerosotan) moral pada mahasiswa di era abad 21.

Budaya mengkonsumsi narkoba
Fenomena penggunaan narkoba bukan suatu yang baru di Indonesia dan sering menjadi isu pemberitaan media. Mahasiswa yang seringkali dipandang sebagai orang terdidik, agen perubahan sosial dan berbagai atribut mulia lain yang disematkan pada diri mereka ternyata paling banyak mengkonsumsi narkoba.
Banyak media memberitakan mahasiswa yang ditangkap oleh polisi karena melakukan tindakan amoral seperti minum-minuman keras di kampus atau pun di rumah kos, mengkonsumsi obat-obatan terlarang serta menjadi distributor atau pengedar narkoba.

Seks bebas
Masalah lain yang kerap dikaitkan dengan mahasiswa adalah kehamilan di luar nikah akibat seks bebas. Proses pengendalian diri yang sangat lamban di tengah arus perubahan yang sangat besar akan berimplikasi buruk pada kehidupan mahasiswa. Kamar kos seringkali menjadi saksi bisu tempat kebanyakan mahasiswa melakukan hubungan intim di luar nikah. Fenomena kumpul kebo bukan lagi suatu yang tabu bagi kebanyakan mahasiswa.

Budaya menyontek dan plagiasi
Aktivitas menyontek dan plagiasi (menjiplak) tulisan orang bukan suatu yang baru lagi di kalangan mahasiswa. Kehadiran teknologi ternyata justru sangat memberikan kemudahan bagi mahasiswa untuk melakukan tindakan amoral ini.
Ketika ujian dimulai, mahasiswa mencari informasi sebagai pendukung jawaban mereka melalui gadget. Ada juga yang menyelipkan "kertas-kertas kecil" berisi poin-poin penting dalam lembaran jawaban ujian.
Selain menyontek, plagiasi juga sudah membudaya di kalangan mahasiswa. Berkat bantuan mesin pencari, mental easy going semakin bertumbuh subur. Betapa tidak, banyak mahasiswa yang melakukan copy paste dari tulisan orang, mengganti identitas dengan namanya kemudian mengumpulkan hasil penjiplakan itu ke dosen.
Hal ini tentu saja suatu perbuatan yang tidak bertanggung jawab. Sejatinya berbagai informasi di internet hanyalah sebagai referensi yang mendukung proses pengerjaan tugas, bukan diambil secara mentah.

Titip absen (TA)
Istilah TA yang merupakan akronim dari titip absen merupakan hal lumrah dan seringkali dilakukan oleh kebanyakan mahasiswa. Biasanya, mahasiswa akan menyuruh teman meniru tanda tangan pada baris namanya. Budaya titip absen ini merupakan representasi dari kepribadian mahasiswa yang malas, tidak jujur dan tidak bertanggung jawab. Beberapa kampus mengantisipasi tumbuh dan berkembangnya budaya titip absen dengan menerapkan sistem absen sidik jari.
Dekadensi (kemerosotan) moral tentu saja sesuatu yang tidak diinginkan oleh kebanyakan orang, termasuk mahasiswa. Guna mengatasi masalah tersebut sehingga mahasiswa kembali pada jalur yang benar diperlukan bantuan dari semua elemen. Tidak hanya pemerintah, melainkan juga keluarga, teman sepermainan, sekolah dan juga pihak kampus.

Solusi nya :
Mahasiswa harus memiliki keimanan yang teguh sebagai pegangan dalam berperilaku yang positif sehingga mahasiswa di negeri ini harus memiliki intelegesi agar tidak mudah di bodohi oleh kebudayaan asing yang buruk selain itu agar mahasiswa memiliki kemampuan yang prima terkait bidang teknologi informasi. Maka secara otomatis akan memunculkan kondisi moral yang baik pula. Implementasi solusi yang tepat untuk mengatasi demoralisasi mahasiswa adalah berupa peanaman nilai-nilai keagamaan sehingga menumbuhkan keimanan pada masing-masing agama nya, pembekalan ilmu yang cukup sebagai referensi dalam bertindak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar